Sabtu, 13 Juli 2019

Menjadi Bu



Assalamu'alaikum malam minggu,
Masih sendiri dan kantuk menyerbu disetiap bertemu kamu.
Tapi khusus malam ini, ingin kubunuh ia dengan sedikit bercerita. 

Menjadi Bu
Awalnya aneh untukku yang baru saja menikmati usia dua puluh
Kondektur bus saja yang memanggilku Bu waktu menagih uang karcis kubalas sewot, bukan salahnya, memang tubuhku bongsor seperti ibu-ibu, tapi tetap saja aku tak terima
"Pak Kondektur, aku masih dua puluh tahun, belum menikah, Mbak atau Adek saja."

Tapi, menjadi Bu untuk mereka tidak kusangka semenyenangkan ini
Setiap hari bibir mungil itu menyapa dengan riangnya
Tidak hanya di sekolah, di mana saja
Kemudian, entah lebaran tahun berapa, Bapak bercerita di rumah saudara
"Sepanjang jalan, banyak yang panggil 'Bu Ain', Senang rasanya."
-Terenyuh, tapi pura-pura tidak dengar, kusibukkan diri mengunyah nastar-

Tidak usah merasa aneh lagi, Nun, Menjadi Bu adalah suatu kebanggaan, tidak hanya untukmu
Ikhlas, teruslah panggi aku Bu

Menjadi Bu, sulit
Awalnya iya, karena latar belakang pendidikanku bukan untuk jenjang AUD, aku juga mahasiswa aktif di perguruan swasta, dan memutuskan menjadi Bu saat itu bukan perkara mudah
Tapi restu orang tua segalanya, aku percaya dunia baru ini jalanku, dan aku punya bekal mengajar di madrasah

Menjadi Bu adalah beban
Awalnya kupikir iya, karena aku harus menjaga diri ketika menjadi Bu
Tidak sebebas dulu, banyak mata memantau
Tapi sesuatu kalau dipikirnya berat juga akan memperberat apa yang kita kerjakan
Jadi, aku memilih mengubah mindset tentangnya

Menjadi Bu, mengajarkan banyak hal
Aku yang super duper cuek, harus mulai sering sapa dengan semringah
Emosiku perlahan terkondisikan
Dan tubuhku menggendut sempurna
"Itu tandanya kamu bahagia, Nun." kata teman
Yang lebih membahagiakan lagi, aku bersama dengan banyak Bu yang mendewasakan
Terima kasih telah berbagi pengalaman, guyonan dan makanan

Hey Nun, selamat sembilan tahun menjadi Bu
Teruslah berterima kasih dengan memberikan yang terbaik
Kurangi mengeluh, perjalanan masih jauh
Jika jenuh, ingat, tidak bisa kau menikmati sepiring rujak tanpa diuleg lebih dulu
Semua hal butuh proses, bahkan temanmu yang kini kau pandang sukses
Mereka bisa, kamupun , PERCAYALAH.

Nun, kapan kamu menjadi Bu untuk anak-anakmu? (nikah dulu, mbambank)

Wassalam, 

Luv, Kenun