Assalamu'alaikum warokhmatullahi wa barokatuh... 🙏
Selamat malming gaes.. Gak hujan kan?... Hujan, nggak hujan, bukan salah aku loh ya.. Hmmm 😌 Ya taulah diriku jomlo (meski jomlo gak harus di rumah pas malam minggu, meski jomlo selalu egp sama malming. Meskinjomlo diriku nggak ikut nyumpahi malmingnya hujan. Ya diriku nyamanlah seperti ini) jadi agak luang setelah nyicil nulis printilan buku sekolah.
Mau bahas FPI nih, sesuai judul FPI versi kenun a.k.a diriku. FPI is Fans Penulis Indonesia. Jadi malam ini kita bahas tentang aku yang nyatanya ngefans sama penulis Indonesia punyaaa. Kenapa? Karena diriku cinta produk Indonesia. Dan penulis Indonesia nggak kalah keren gaes. Di sini bakal aku tulis tentang penulis Indonesia favorit aku. Okay, cekidot.
1. Dee
Berawal dari buku berjudul "Supernova: Kesatria, Putri dan Bintang Jatuh" yang nggak sengaja ku pinjam dari Mbak Fais (sepupu), ku langsung jatuh cinta sama tulisannya. Unik dan bikin nagih. Akhirnya aku ngoleksi deh serial Supernova sampai yang terakhir bisa ikutan PO buku IEP bertanda tangan khusus dari Ibu Suri *giraaang jejeritan pas pegang tuh buku*. Dan merembet sampai karya yang lainnya. Jadi aku udah punya Serial Supernova (semuanya, minus Kepingan Supernova), Perahu Kertas, Madre, Rectoverso, sama Filosofi Kopi.
Kenapa suka banget sama tulisan Ibu Suri? Karena setelah baca buku-bukunya aku jadi ketularan nulis bagus, entah itu status atau emang bener nulis cerpen atau puisi. Makanya aku sering baca ulang buku-bukunya kalau lagi buntu ide nulis, tetiba muncul aja. Inspirasi aku banget 😍😍😍. Ada yang senasib?
2. Aditya Mulya
Sejak buku "Jomblo" nangkring di rak perpus, sejak itulah ku baca bukunya Kang Adit dan langsung bilang "keren, Boey, habis ini kamu baca ya. Jangan sampai enggak!" ancamku pada si Eboey. Dan langsung bilang sama penjaga perpus, "Bu, kalau ada buky barunya Aditya Mulya, langsung kasih tau yaaa."
Dan bersualah daku pada buku kedua Kang Adit yang judulnya "Gege Mengejar Cinta", aku baca buku ini dari lembar judul, sampai lembar biografi penulis, dan bikin ngakak abis. Suer. akhirnya ngefans dan koleksi bukunya deh.
Yang udah pernah aku baca Jomblo, Gege Mengejar Cinta, Sabtu Bersama Bapak, dan buku yang terakhir berjudul Bajak Laut dan Purnama Terakhir, si Jaka Kelana sumpah bikin ngakak banget. Semuanya best seller dan gilaaaa. Yang paling berkesan Sabtu Bersama Bapak (laris manis yang minjem, sampai antre) karena menyadarkan aku akan banyak hal, yang pasti hidup itu harus dipersiapkan bukan hanya ngikutin maunya hidup gimana tapi hidupnya kita harus gimana.
Meskipun semua bukunya pasti ada 'part lucunya' tapi tetep yang jawara lucu mah buku Gege Mengejar Cinta, lanjut Jaka Kelana baru Jomlo. Dan diriku masih belum punya buku " Traveler Tales", dan berharap segera punya.
3. Eka Kurniawan
Buku pertama yang aku baca dari penulis Eka Kurniawan adalah "Dendam Harus Dibayar Tuntas". Kaget aja, berat nih bacaan (tetiba baper inget bb aku *plakkkkkk* -fokus, Nun-). Tema tak biasa yang diangkat dan gaya menulis yang keren dikemas sedemikian cerdas sehingga membuat pembacanya selalu penasaran dan nunggu-nunggu karya beliau selanjutnya. Sejauh ini yang sudah aku baca Dendam Harus Dibayar Tuntas, O, Corat-Coret di Toilet (paporit), dan lagi baca Lelaki Harimau (ngadat gegara banyak tugas, dapet minjem lagi).
Buku-bukunya selalu menyadarkan akan realita yang ada saat ini tak semanis kisah drama korea (yaks, ngiklan), bahwa.... (Tetiba ku Speechless gaes 😯😅). Dan akupun kagum.
Meskipun setelah baca buku-buku beliau nggak seberpengaruh sama gaya tulisanku, tapi tetep pesan-pesan dari tiap tulisannya nancep kok.
4. M. Aan Mansyur
Berawal dari puisi-puisinya yang ada di film AADC2 diriku mengenalnya. Sebenernya aku nggak terlalu suka puisi. Jadi aku cari aja buku kumpulan cerpen karyanya dia. Dan nemulah "Kukila" yang dimana aku dibuat jatuh cinta sama gaya nulis dan otomatis diksi yang ia gunakan asik. Ide ceritanya juga keren. Pokoknya buku "kukila" ca ep dah.
Aku cuma koleksi Kukila doang. Secara buku yang lainnya isinya kumpulan puisi. Nggak tau buku yang baru... Ada yang sudah beli?
5. Andrea Hirata
Yaps... Siapa yang gak kenal dengan penulis buku " Laskar Pelangi" yang udah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa ini. Buku-bukunya selalu mengajarkan hal-hal positif. Alhamdulillah sudah baca Laskar pelangi, Sang Pemimpi, Edensor (paporit karena banyak adegan konyolnya, setuju? Sampai ngakak tau yang part jadi duyung itu -di sini aku gak bahas film ya-), Maryamah Karpov, Cinta Dalam Gelas, Ayah, sama cerpen berjudul "Kemarau" (yang aku ingat cuma itu, btw daku pelupa 😳).
Keren sih. Banget. Kisah hidupnya keren, Boy. Inspirasilah. Aku fansmu.
6. Habiburrahman El Shirazy
Kang Abik, biasa sapaanya, lewat film "Ayat-Ayat Cinta" yang diputer saat di Lab. Bahasa (ku lupa, saat pelajaran Bahasa Indonesia apa Bahasa Inggris, yang jelas sehabis praktik di Lab. pas kelas 2 SMA) dan ternyata itu film diangkat (habis itu ditimang-timang 😧) dari novel karya Kang Abik (di situ diriku menyesal karena nonton filmnya sebelum baca bukunya -hedehh-). Akhirnya diriku mengenalnya berujung ngefans Wkwkwk
Akhirnya baca KCB, Cinta Suci Zahrana (cinta sucinya diriku khapan?), Dalam Mihrab Cinta, Di Atas Sajadah Cinta, Pudarnya Pesona Cleopatra (baca versi pdf), Bumi Cinta (bagus, temanya agak beda dari buku yang lain, tapi endingnya nyebelin. Bukunya dapet pinjem sih).
7. Asma Nadia
Nah, karyanya ringan (maksudnya mudah dipahami dan diksinya gak ribet. Sama kaya Kang Abik) tapi sarat makna. Meskipun gak ngoleksi banget bukunya, tapi aku suka baca cerpen-cerpennya yang bertebaran di dunia pergugelan (apalah ini 😦). Di situ aku mulai ngefans.
Buku yang aku punya sih cuman 2; Pesantren Impian, sama Assalamu'alaikum Beijing (trus pengin ke Beijing setelah baca bukunya). Kalau yang udah aku baca sih lumayan banyak, karena pinjem di perpus jadi lupa apa aja judulnya. *diyeeenggg*.
8. Iliana Tan
Suka banget baca buku yang settingnya di luar negri, berasa lagi di sana (gitu). Nah, penulis genre metropop paporit aku ini keren banget deh kalo nulis settingnya luar negeri. Kayaknya hidupnya berpindah-pindah deh, soalnya detail banget nyeritain setting tempatnya (sotoy kau, Nun). Kalau udah baca bukunya, nggak pengin berhenti, selalu dibikin penasaran. Ca ep lah yay... Itulah kenapa aku ngefans.
Aku udah baca yang serial reason (ada 4 kan ya, dan aku cuma punya satu, yang lainnya dulu pinjem di perpus wkwkwk) sama baca yang "In a Blue Moon". Cuma itu sih yang kupunya (dan tentunya pengin nambah).
9. Dy Lunaly
Tau nggak? Aku kenal Mbak Dy dari twitter. Dan baru ngeh kalo dia penulis setelah lama ngefollow (coba? *njay*). Trus aku coba baca bukunya dan emh keren juga. Quotes-quotesnya indah. Meskipun kisahnya ringan tapi aku suka aja baca tulisannya. Aku udah baca My Wedding Dress, Ill Tiramisu, Lost and Found (ikutan PO nya dan tentu dapet tanda tangan dong -ttdnya ca ep-), sama Table For Two. Masih banyak sih bukunya, tapi yang aku baca baru itu hehehe.
Kenapa jadi fansnya? Karena dia humble banget sama pembacanya. Aku pernah nanya tips menulis, eh langsung dijawab *waw*. Suka sama ide cerita dan setiap quotesnya.
10. Raditya Dika
Berawal dari nonton film " Kambing Jantan" yang absurd, diriku mengenalnya. Lalu pergi ke perpus dan nemu buku "Babi Ngesot" yang berhasil buat aku cekikikan meski dibaca berulang-ulang. Akhirnya aku selalu nonton filmnya (di laptop dapet dari temen karena gak suka nonton di bioskop -gausah nanya kenapa? Plisss-) dan baca bukunya di perpus. Wkwkwkwk.
Di rak aku cuma ada buku "Marmut Merah Jambu" sama "Kola Kumal". Aku sih nunggu bukunya yang full novel, yang konsepnya bukan kumpulan kisah gitu. Ditunggu ya, Bang. Asik.
Itulah beberapa penulis paporit aku. Sebenarnya masih banyak, pengin banget nulis Sapardi Djoko Damono tapi seriusan aku cuma pernah baca bukunya sekali yang judulnya " Hujan Bulan Juni" itupun puisi. Kemarin ngincer novelnya yang lagi giveaway gak dapet, pas harbolnas kemarin stok habis *sebel deh*. Dan masih banyak lagi yang lainnya. Tapi sementara itu dulu deh. Kapan-kapan FPI versi Kenun disambung lagi.
Makasih sudah baca blog aku. Selamat hari Kebangkitan Nasional. Kuy bangkit dari kebiasaan kita nggak suka baca. Seruuu loh, kadang aku aja bisa ngerasa "wow, gilaa, sumpah keren" setelah baca buku. Meskipun yang aku koleksi sebatas novel, tapi tetep bermanfaat kok, aku juga suka baca biografi atau buku nonfiksi lainnya. Yang penting ada ilmu baru setiap selesai bacanya. So, Kuy kita bangkit dengan membaca. Kita kenali sejarah serta budaya bangsa dengan membaca. Dan cintai penulis Indonesia. 😘😘😘
🙏 Wassalam 🙏
Nb: gabisa share foto, terhambat kuota (yaaa, hare gene yekan kuota jadi masalah) bai.
.